Wednesday, September 10, 2014

SAMPAI KAPAN AKU BEGINI bersama Ust. DR. Syafiq Reza Basalamah, MA.






SAMPAI KAPAN AKU BEGINI
Oleh Ust. DR. Syafiq Reza Basalamah, MA.

Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatim musholihat, segala puji bagi Alloh Jalla jallaluh yang karna nikmatnya, kebaikan-kebaikan menjadi sempurna, yang karna rahmatnya niat-niat baik hamba dapat terlaksana, Allohumma sholli wasallim wabarik wa an’im ‘ala abdika wa rosulika habibina wa nabiyyina Muhammad SAW. Yaa Alloh semoga sholawat dan salam, semoga ni’mat dan berkahMu senantiasa Kau tambahkan untuk hamba kekasihmu Nabi kita Muhammad SAW. Dan untuk keluarga beliau, untuk anak cucu beliau, untuk istri-istri beliau, dan untuk seluruh sahabat Nabi kita, semoga solawat dan salam bersambung untuk mereka semuanya. Amma ba’ad.
Ma’asyirol muslimin, nuntut ilmu ini ngak kenal umur ya, kalau kita lihat, ada yang sudah jenggotnya putih-putih tapi ternyata masih ngaji, kadang kala bikin ustadznya keider juga ini, saya ingat dengan Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ahmad bin Hambal rokhimakumullohu ta’ala, beliau imam ya, diceritakan oleh salah seorang sahabat dia, pada suatu hari dia berada di Baghdat, Ismail al Anshori, dia melihat imam ahmad ini lagi berlari-lari sama pegang sandalnya, bersama anak-anak muda untuk ketempatnya syeikh, untuk cari ilmu, untuk ngumpulin hadits. Di kejar sama temennya ini, sambil diangkat bajunya yang namanya tsaub ini kalau larikan harus diangkat dulu supaya kenceng larinya, dikejar imam ahmad sampai kedapatan. Kemudian dia tegur, yaa aba abdillah! ila mata ta’du ahaula isibyan? Wahai abu abdillah! Sampai kapan ? engkau ini akan lari-lari sama anak-anak itu? Di toleh sama imam ahmad, ilal maut! Kata dia. Sampai mati. Subhanalloh, bener nuntut ilmu itu sampai mati, ngak kenal yaah, yang sudah putih jenggotnya, yang masih hitam jenggotnya, yang belum tumbuh jenggotnya, juga semuanya sama-sama menuntut ilmu, dan semoga pada kesempatan ini Alloh Jalla jallaluh, menurunkan rahmatnya buat kita yang nunut ilmu disini.
Ma’asyirol muslimin, tema kita hari ini sebagaimana tadi disampaikan, Sampai Kapan Aku Begini. Sampai kapan itu Yaa? Mungkin tema ini berkaitan dengan setiap diri muslim, mau yang ustadz, mau yang penunut ilmu, mau yang bukan. Sampai kapan kita mau begini? Kalau dalam urusan dunia jama’ah, masyaalloh.. kita ini selalu ingin lebih, selalu kita ingin umpamanya penghasilan kita sekarang ini satu juta, kita selalu berfikir bagaiman kita dapat dua juta kalu bisa, nanti kalau bisa tiga juta, yang sudah kaya raya masih berfikir bagaimana kita bisa tambah. Tapi dalam urusan agama, kadangkala 30 tahun hafalan qur’annya kul huwallohu ahad, kul a’udzu birobbil falaq, kul a’udzubirob binnas. 30 tahun ngak pernah berfikir mau nambah, ngak ada! Wes seng penteng cukup kan syah sholatnya ustadz. Tapi sampai kapan? Sampai kapan? Al hasan al basri rokhimahullohu ta’ala, ketika dia berhenti di firman Alloh la uqsimu bin nafsil lauwamah, disuarat apa itu? Al Qiamah. La uqsimu bi yaumil kiamah, wa la uksimu bin nafsil lauwamah, Alloh jalla jallaluh ketika bersumpah itu bebas-bebas aja, dengan apa saja Dia bersumpah, mau bersumpah dengan mentari, mau bersumpah dengan langit, bumi, bersumpah dengan fajar, bersumpah dengan waktu ashar, wal fajri, wal ashri, Alloh bebas karna Dia Sang Pencipta. Tapi kita manusia kalu mau bersumpah tidak boleh kecuali bersumpah dengan nama Alloh jalla jallaluh, kita makhluk, ngak boleh kita bersumpah umpamanya sumpah demi bapakku, demi embahku, bahkan sumpah demi Nabipun kita ngak boleh, kita bersumpah dengan nama Alloh SWT. Tapi Alloh bersumpah dengan makhluk-makhluk ciptaanNya, dan itu haq milik Alloh jalla jallaluh, Alloh bersumpah la uqsimu biyaumil qiamah, Alloh bersumpah dengan hari qiamat, kemudian Alloah bersumpah, wa la uksimu bin nafsil lauwamah, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang suka mencela dirinya,  jiwa yang senantiasa memberhentikan dirinya.. apa yaa.. kalau bahasanya guru itu mungkin nyetrap muridnya, kalau telat disetrap, ente kenapa kok telat? Tiap hari ente telat, kamaren telat, sekarang telat, kenapa?, Alloh bersumpah dengan jiwa yang selalu memberhentikan jiwanya dengan perbuatan-perbuatan.
Kata Hasan al Basri mengatakan la taqol mu’min illa yuatib nafsahu, tidak akan kau dapati seorang mu’min kecuali dia itu mencela dirinya. Seorang mu’min selalu mencela dirinya walaupun sudah baik masih banyak yang belum baik, mengatakan madza arodtu bikalimatih, subhanalloh.. tadi kau ngomong itu maksudnya apa? Kenapa kau ngomong tadi? Madza arodtu biakladzi, kau makan tadi buat apa tuh makan mu? Madza aridtu bisyurbati, kau minum tadi itu buat apa minum mu? Itu seorang mu’min, selalu menghisab dirinya. Walaupun sudah banyak hafalan qur’annya, walaupun sudah banyak amal sholihnya, tapi dia tetap menghisab dirinya. Di dudukkan, di sidang dia, sama diri dia sendiri. Itu seorang yang beriman. Tanda keimanan kita, ketika kita berhenti, dan menyidang diri kita sendiri, tetang hari-hari yang telah berlalu. Wal ajiz yandzi kudzuman la yuatidz nafsahu, yaa.. orang-orang yang lemah, maka dia jalan aja tidak pernah bertanya sampai kapan aku bergini. Ngak pernah ! ya sudah ana seperti ini, ini, ana seperti ini ente maunya apa? Ngak ada dia berfikir bahwasannya sampai kapan aku begini? Kau seperti ini sampai kapan? Nunggu apa? Gitu lho… untuk berubah. Padahal dalam urusan dunia kita katakan manusia ingin berubah, ingin tambah baik, ingin ekonominya.. masyaalloh.. dan kita lihat orang-orang itu, ketika dia ingin berubah, insyaalloh, Alloh akan merubah dia, innalloha la yughoyyiruma bikaumin hatta yughoyyiruma bi anfusihim, Alloh tidak akan merubah kondisi kaum samapi mereka itu yang punya niat, punya usaha, punya upaya untuk merubah.
Ada orang yang dari muda sampai tua umpamanya, dia jualannya es cendol, teeruus dia, dia ngak ada.. ana yaa kayak ginilah, ana memang seperti inilah, ini memang sudah warisan dari orang tua ana, ana akan lanjutkan. Ngak masalah.. tapi ada orang yang berfikir bagaimana sekarang ana punya sate warung, nanti ana punya 2 warung, punya 3 warung, punya 5 cabang, itu orang yang.. yang mikir gitu yaa.. urusan dunia ngak papa, tapi yang lebih penting dalam urusan akhirat. Bagaimana kita mendudukan diri kita, apalagi yang sudah umur 40 tahun, terus terang.. manusia ini takut tuwo, takut tua dia, maka orang kalau sudah umur 40 tahun hatta idza balagho arba’ina sanah, ketika manusia itu umur 40 tahun, hatta idza balagho asyuddahum, wa balagho arba’ina sanah qola robbi auzidni an asykuro ni’matakal lati an amta ‘alaiya, wa ‘ala walidaiya wa an  a’ma sholihan tardho, wa ashlihli fii dzurriyati inni tubdu ilaihi, wa inni minal muslimin, itu orang yang beriman. Ketika sampai masa kedewasaannya, orang itu sampai masa kedewasaannya puncaknya itu umur 40 tahun, para nabi diutus jadi nabi ketika umurnya 40 tahun hijriyah. ingat! Artinya hijriyah itu qomariyah hitungannya bulan. Itu mereka umur 40 tahun mereka berhenti, mengingat umur yang sudah berlalu ini.  Wes petang puluh tahun aku iki, yah.. maka dia berdo’a robbi auzidni an asykuro ni’matakal lati an amta ‘alaiya, wa ‘ala walidaiy, yaa Alloh bantulah aku untuk mensyukuri ni’matMu, aku bisa sampai umur 40 tahun, dan ni’mat yang Engkau berikan kepada kedua orang tuaku, kalau ingat!, dia umur 40 tahun dan ingat itu ni’amat, insyaalloh.. dia itu mu’min. eleng sek.. ya Alloh  wes 40 rek, jadi ada orang-orang yang mungkin dia meler, bandel, tapi kalau sudah umur 40 tahun kadang kala wes lee... wes petang puluh, orang tua itu ngomong  sudah 40 tahun, mau sampai kapan kau kayak gini? Wa an a’malan sholihan tardho, dan bantu aku ya Alloh untuk beramal sholih. Mungkin selama ini belum bisa beramal sholih, mungkin selama ini masih kelayapan kemana-mana, kalau sudah umur 40 tahun, ingat ya Alloh bantu aku untuk Wa an a’malan sholihan tardho, kemudian wa as lihli fii dzurriyati inni tubtu ilaika, Alloh perbaiki keluargaku ya Alloh, perbaiki anak keturunanku ya Alloh, dan aku bertaubat kepadaMu dan jadikan aku orang-orang yang islam, yang berserah diri kepada Alloh SWT.
Maka para jama’ah.. yang sudah umur 40 tahun, yah.. banyak-banyaklah mikir sekarang, kemana kira-kira 40 tahun yang lalu. Dan ini pelajaran untuk yang belum 40 tahun, supaya tidak seperti yang 40 tahun tapi ternyata 40 tahun kosong. Sholatnya bolong-bolong, banyak mungkin yang sholatnya ditinggalkan. Tapi alhandulillah dapat hidayah, ya.. ingat! Ni’mat dari Alloh SWT.
Ada 2 ni’mat !, 2 ni’mat dari Alloh jalla jallaluh, yang orang terlena dengan ni’mat itu, yang seakan-akan itu bukan ni’mat, apa? Asshi khatu wal farogh. Rosul SAW dalam hadits riwayat bukhori mengatakan ni’matani maghbunun fiihima katsirum minannas ada 2 ni’mat yang kebanyakan orang itu tertipu dengan 2 ni’mat itu, tidak merasa itu ni’mat, buat dia, yah.. orangkan kebanyakan ni’mat itu fulus, kalau dikasih fulus, Alhamdulillah..! dikasih sehat, biasa ustadz! Dikasih sakit baru.. kroso. Asshi khatu wal farogh. Dua ni’mat itu adalah waktu sehat, kesehatan kita dan waktu luang kita, waktu kosong kita. Kebanyakan orang dengan sehatnya, dia gunakan untuk yang tidak baik, ketika sudah tuwo, mau berangkat haji, ketika muda haji ini termasuk ibadah fisik, bukan ibadah duit aja! Maka orang tidak bisa naik kendaraan ngak wajib haji. Walaupun duitnya banyak, karna itu ibadah fisik. Dan seorang yang sudah tua berangkat haji, caapeek.. bahkan antum tanyalah sama orang-orang tua yang pulang haji itu, kebanyakan ngasih nasehat, kalau kamu mau haji waktu muda, kalau sudah tua itu caapeek.. apalagi sekarang pemukiman jama’ah haji itu, jauuh-jauuh.. sampe 8 kilo. Mau jalan ke Masjidil Harom, bahasa arab ndak bisa, kata mereka, ustadz kita kalau ke Masjidil Harom gampang!, ke Masjidil Harom dari pemondokannya gampang, tinggal nyetop taksi, harrom.. sampe harom. Mulie seng repot, mau tanya, mau kemana? Kemaana yaa rumah kita ini yaa? Mereka susah. Kalau yang muda masih bisalah dia sabar, karna kalau sopir taksinya itu sampe capek dia ngomong, turun sini wes, ndak usah bayar ndak papa, karna dia capek cari pemukiman, jaauuh.. tapi ketika muda, orang masih muda itu, masyaalloh.. masih sehat ya? Ngak ada masalah. Kemudian waktu waktu luang waktu kosong ini, punya waktu kosong, orang santai ngobrol, kita lihat orang-orang yang ngobrol habis isya’, Rasul SAW itu melarang atau membenci tidur sebelum isya’, dan ngobrol setelah isya’. kenapa, karna setelah isya’ ini ndak ada akhirnya, kecuali subuh. Kalau antum ngobrol habis maghrib, kita kajian habis maghrib lah umpamanya, tau-tau sudah adzan, ee.. wes adzan wes cukup.  Tapi kalau ngobrolnya habis isya’, kapan selesainya? Ngak ada! Adzan subuh-adzan subuh. Na’udzubillahi mindzalik, dan Rosul SAW melarang hal itu, itu ni’mat Alloh, waktu kosong, waktu luang kita, itu yang banyak dilupakan oleh manusia.
Ma’asyirol muslimin, manusia didunia ini banyak menyibukkan dirinya dengan dunianya. Sebagian bergelimang dosa. Alloh..  tidak pernah berfikir halal atau haram. Pokoknya, sampai ada istilah, syeikh Abdul Muhsin al Abbad ketika di Masjid Nabawi beliau bercerita tentang kondisi manusia sekarang itu, mereka berfikir al halal ma halla biyadih , yang sampai ketangannya itu yang halal. Orang sampai berfikir seperti itu. Kalau masih ditangannya orang belum milik ana, tapi kalau sudah di tangan ana ini baru halal gitu kan?. Tidak berfikir dari mana dia dapatkan , caranya bagaimana, yang penting ana hidup. Hidup ini memang butuh ongkos, tapi haru tahu kita, harus kita lihat, mana yang halal, dan mana yang harom, yang seharusnya kita ambil, dan mana yang hak orang lain. Apalagi sekarang banyak mahkamah-mahkamah na’udzubillah yaa? Banyak orang-orang yang kerjanya sebagai pengacara. ada pengacara disini? Ada ngak? Pesentasi masuk syurganya itu lebih sedikit gitulah. Lebih banyak persentasi masuk nerakanya. Kata Rosul SAW al kodzi tsalasah, hakim itu ada 3, itsnani fin nar wahid fil jannah, 2 dineraka 1 di syurga. Persentasi masuk nerakanya lebih besar. Karna urusannya urusan sama hukum. Yang masuk neraka itu yang dia membela orang atau memberi vonis kepada orang padahal tau dia salah orangnya. Tapi karna ada fulus semuanya mulus. Itu, yang ke2 orang yang menghukum tanpa dia ngak tahu, tanpa dia tahu itu benar atau salah. Yang penting di hakim. Dia memberikan vonis, dia membela, buat ana ngak tahu benar atau salah.
Ada 1 penyakit nih, di dunia ini yang membuat orang menunda-nunda untuk bertaubat, namanya itu at taswits, sampai dikatakan oleh seorang ulama’ at taswits min juludil iblis, menunda-nunda itu nanti, nanti itu termasuk tentaranya iblis. Iblis itu kadang kala tidak melarang kita bertaubat, ngak,  ente jangan bertaubat ya, ente terus bermaksiat, dia selalu mendengungkan di telinga ana, ngak tahu di telinga antum, kadang kala ana denger tuh, suara-suara itu, nanti ente taubat kalau sudah tua, kan masih muda sekarang. Ente lihat itu orang-orang yang menikmati hidupnya, nanti, kalau sudah umur 60 tahunlah, maka yang katanya orang, bahwa orang kalau 60 tahun deket masjid wajar.. wes mambu lemah, kata dia. Ia wajar. Tapi apa umur kita akan sampai seperti dia itu yang kita ngak tahu, dan iblis itu janji in terus… dan dia nanti ketika di neraka ceramah iblis itu, pidato, dikasih kesempatan untuk ceramah, untuk bela diri ya. Karna kan setiap orang itu selalu menyalahkan iblis. Ini kan gara-gara iblis ini, iblis nanti di neraka dia tahu dia bakal masuk neraka    ........ bersambung



0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About